MEMBANGUN
KARAKTERISTIK DIRI MELALUI PUASA RAMADHAN
للهُ
اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ كُلَّمَا
هَلَّ هِلاَلٌ وَاَبْدَرَ اللهُ اَكْبَرْ كُلَّماَ صَامَ صَائِمٌ وَاَفْطَرْ اللهُ
اَكْبَرْكُلَّماَ تَرَاكَمَ سَحَابٌ وَاَمْطَرْ وَكُلَّماَ نَبَتَ نَبَاتٌ
وَاَزْهَرْوَكُلَّمَا اَطْعَمَ قَانِعُ اْلمُعْتَرْ. اللهُ اَكْبَرْ اللهُ
اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ
وَ للهِ اْلحَمْدُ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَ لِلْمُسْلِمِيْنَ عِيْدَ
اْلفِطْرِ بَعْدَ صِياَمِ رَمَضَانَ وَعْيدَ اْلاَضْحَى بَعْدَ يَوْمِ
عَرَفَةَ.اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ
اْلمَلِكُ اْلعَظِيْمُ اْلاَكْبَرْ وَاَشْهَدٌ اَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الشَّافِعُ فِى اْلمَحْشَرْ نَبِيَّ قَدْ غَفَرَ اللهُ لَهُ
مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ. اللهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ اَذْهَبَ عَنْهُمُ الرِّجْسَ
وَطَهَّرْ.اَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ
اْلحَمْدُ
Jamaah
Idul Fitri rahimakumullah .
Puji dan syukur hanya milik Allah Yang Maha
Perkasa, yang telah menyediakan Ramadhan sebagai bulan ibadah (syahru ibadah) dan pelaksanaan
sholat Ied yang baru saja berlalu, semoga dapat mengokohkan ketaqwaan dan iman
kita kepada-Nya. Shalawat dan salam teruntuk kepada baginda Nabi Muhammad SAW,
beserta keluarga, sahabat dan para penerus ajarannya sampai akhir zaman kelak.
Selanjutnya khatib berwasiat kepada diri
khatib khususnya, umumnya kepada seluruh jama’ah yang hadir pada kesempatan ini
marilah kita senantiasa meningkatkan ke Imanan dan ke Taqwaan kita terhadap
Allah SWT dengan sebenar-benarnya taqwa yaitu menjalakan semua perintah Allah
dan menjauhi semua larangan Allah.
Pada
kesempatan yang berbahagia ini Khotib akan membawakn sebuah khutbah dengan
judul Membangun
Karakteristik Diri Melalui Puasa Ramadhan.
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ
اْلحَمْدُ
Jamaah
Idul Fitri rahimakumullah
Sejak
tadi malam telah berkumandang alunan suara takbir, tasbih, tahmid dan tahlil
sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kemenangan besar yang
kita peroleh setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh.
Sebagaimana firman Allah SWT:
Artinya : “Dan hendaklah kamu mencukupkan
bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang
diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”
Rasulullah
SAW bersabda:
Artinya : “Hiasilah hari rayamu dengan takbir.”
Takbir
kita tanamkan ke dalam lubuk hati sebagai pengakuan atas kebesaran dan
keagungan Allah SWT sedangkan selain Allah semuanya kecil semata. Kalimat
tasbih dan tahmid, kita tujukan untuk mensucikan Tuhan dan segenap yang
berhubungan dengan-Nya.
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ
اْلحَمْدُ
Jamaah
Idul Fitri rahimakumullah
Nuansa pagi
ini diselimuti rasa suka cita dan gembira karena kembalinya kesucian jiwa
seperti baru lahir dari kandungan ibu, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah yang Maha Mulia lagi
Maha Tinggi mewajibkan puasa Ramadhan dan aku mensunnahkan shalat malam
harinya. Barangsiapa puasa Ramadhan dan shalat malam dengan mengharap ridha
Allah, maka dia keluar dari dosanya seperti bayi yang dilahirkan ibunya.”(HR.
Ahmad).
Dibalik suka cita dan kegembiraan pada saat
ini kita selayaknya juga merasa sedih dan berduka jika momentum Ramadhan yang
telah usai belum dimamfaatkan oleh kita dengan sebaik-baiknya, mungkin saja puasa
hanya sekedar meninggalkan makan dan minum di siang hari, bertarawih mengejar
jumlah rakaat tanpa kekhusyukan, Tilawatil Qur’an hanya mengejar target khatam,
bersedekah hanya sekedar ingin dikatakan dermawan, tetapi itu jauh lebih baik
dibandingan orng-orang yang sengaja tidak melaksanakan ibadah puasa dan
ibadah-ibadah lainya.
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ
اْلحَمْدُ
Jamaah
Idul Fitri rahimakumullah
Ramadhan yang baru saja berlalu merupakan
sarana pendidikan kepribadian dan pembinaan karate umat manusia untuk
memperbaiki sikap mentalnya. Selama bulan ramadhan kita digembleng, dididik,
dilatih dan dibina secara ketat, sehingga kelak pasca Ramadhan kita diharapkan menjadi
manusia yang mumpuni dan memiliki karater orang yang bertaqwa. Karakteristik
merupakan salah satu aspek kepribadian manusia yang diyakini dapat berubah dari
yang baik menjadi buruk atau sebaliknya dari yang buruk bisa saja menjadi baik.
Itulah sebabnya kenapa pembangunan karakter menjadi sangat penting dalam
kehidupan manusia itu sendiri baik dalam skala individu maupun bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Dalam konsep Islam, umat disuruh meneladani sifat-sifat Nabi
Muhammad SAW, yaitu shiddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh
(terbuka) dan fathanah (cerdas). Sifat jujur diperlukan dalam kehidupan kita,
jika orang tidak jujur akan berimplikasi menjadi koruptor, pencuri, penzina,
pemabuk, bandar narkoba, teroris, makelar kasus dan lain sebagainya.
Pengembangan karakter kita dapat dilakukan melalui pendidikan Ramadhan yang
telah usai kemudian diaplikasikan dan diimplementasikan sebelas bulan yang akan
datang, di antaranya ada 3 sifat dasar yang harus dipegang terus-menerus dari
buah manisnya bulan suci Ramadhan, yaitu:
Pertama, Sifat jujur
Makna jujur merupakan karakter yang dapat membawa bangsa
ini menjadi bangsa yang bebas dari bahaya prilaku korupsi, kolusi dan
nepotisme, serta premanisme. Kejujuran (ash shiddiq) merupakan salah satu sifat
utama yang harus dimiliki oleh orang-orang bertaqwa. Begitu pentingnya sifat
mulia ini, sehingga tidak kurang dari 145 kali disebut dalam Al Quran.
Sebagaimana firman Allah SWT :
Hai orang-orang yang beriman bertakwalah
kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. (Qs At taubah:119)
Dalam ayat yang lain Allah SWT juga berfirman:
Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang
beriman dengan Ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat;
dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang dia
kehendaki.(Qs Ibrahim:27)
Dari ayat Al
Quran di atas menegaskan betapa pentingnya memiliki sikap jujur karena Sikap
jujur merupakan salah satu fadhilah yang menentukan status dan kemajuan
perseorangan dan msyarakat. Menegakkan prinsip kejujuran adalah salah satu
sendi kemaslahatan dalam hubungan antara manusia dengan manusia dan antara satu
golongan dengan golongan yang lain.
Dampak dari
sifat jujur adalah menimbulkan rasa berani, karena tidak ada orang yang merasa
tertipu dengan sifat yang diberikan kepada orang lain dan bahkan orang merasa
senang dan percaya terhadap pribadi orang yang jujur. Ada Pepatah mengatakan
“berani karena benar, takut karena salah”.
Sifat
Jujur ini tidak dapat dimiliki dan dilaksanakan dengan baik dan sempurna oleh
orang-orang yang tidak kukuh imannya. Orang yang beriman dan takwa, karena
dorongan iman dan taqwanya itu merasa dirinya wajib selalu berbuat dan bersikap
benar serta jujur.
Ibadah puasa yang kita laksanakan pada bulan Ramadhan
merupakan sarana untuk melatih kita berbuat jujur, Oleh karena itu Mari
jadikan puasa Ramadhan yang telah ditunaikan oleh kita sebagai sarana meraih
derajat taqwa, yang salah satu kriterianya senantiasa berlaku jujur. Jaga
setiap amanah (termasuk amanah jabatan dan kekuasaan) yang dipercayakan kepada pundak
kita. Ciptakan suasana aman dan ketenangan hidup bermasyarakat berbangsa dan
bernegara dengan berlaku jujur. Sebab Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah
Hadits nya: “Kejujuran itu menciptakan ketenangan”.
Pemimpin dibutuhkan kejujurannya agar dapat
mewujudkan keadilan, kenyamanan dan ketenteraman hidup bawahan dan rakyatnya.
Pejabat publik yang jujur, adalah dambaan yang dapat memberikan kemaslahatan
besar untuk rakyatnya. Penegak hukum yang jujur, adalah harapan pencari
keadilan, sehingga dapat mengeluarkan putusan hukum yang adil, tidak memihak
kepada yang kuat atau punya kepentingan belaka. Karena Rusaknya tatanan
sistem ketatanegaraan bangsa kita boleh jadi disebabkan kurangnya kejujuran.
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ
اْلحَمْدُ
Jamaah
Idul Fitri rahimakumullah
Kedua, Kerja keras.
Salah
satu akhlak terpuji atau Akhlakul Mahmudah adalah sifat kerja keras, tekun,
ulet, dan teliti. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa berusaha.
Baik dalam hal urusan dunia terlebih urusan akhirat. Islam tidak menghendaki
umatnya untuk hidup bertopang dagu / malas dalam berusaha. Kerja keras, tekun
dan teliti merupakan salah satu kunci sukses dalam kehidupan. Firman Allah swt
dalam Qs Al Qashsash ayat 77 :
“Dan carilah pada apa yang Telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan.”
Ayat
di atas mengandung pengertian bahwa kita diwajiban bekerja keras untuk mencapai
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Erat kaitanya dengan Ibadah Puasa yang telah kita laksanakan selain menjadikan pribadi
kita kedalam golongan orang-oarang bertakwa juga sebagai bentuk latihan rohani,
mendidik jiwa agar dapat menguasai diri sendiri, mendidik hawa nafsu agar tidak
senantiasa dimanjakan dan dituruti kehendaknya, karena hawa nafsu merupakan musuh bagi manusia yang
tidak pernah berdamai. Rasulullah SAW
bersabda: Jihad yang paling besar
adalah jihad melawan diri sendiri. Oleh karena itu puasa ramadhan merupakan sarana mendidik jiwa kita untuk bekerja keras memerangi hawa nafsu
dan bekerja keras dalam memerangi rasa malas karena ada sebagian orang yang
sedang berpuasa justru malah bermalas-malasan untuk tidak bekerja dan melakukan
aktivitas keseharian seperti biasanya dengan alasan sedang melaksanakan Ibadah
puasa. Padahal itu bukan alasan yang tepat untuk kita malas bekerja karena
ibadah puasa merupakan kewajiban bagi setiap umat yang mengaku beragama isalam,
seharusnya ibadah puasa mampu memotivasi diri kita untuk melakukan keshalehan
sosial, berperilaku pekerja keras, dan berlatih sabar. Dengan demikian
puasa dan kerja keras menjadi kesatuan yang mendorong orang yang berpuasa
menjadi insan muttaqien.
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ
اْلحَمْدُ
Jamaah
Idul Fitri rahimakumullah
Ketiga,
Ikhlas.
Ikhlas
dalam bahasa arab memiliki arti murni, suci, tidak bercampur, atau pengabdian
yang tulus. Ikhlas adalah setiap kegiatan yang kita kerjakan semata-mata hanya
karena mengharapkan ridha Allah SWT.
“Berkata
Al Qurthuby rahimahullah: “Ketika amalan-amalan (lain) dimasuki oleh riya’,
sedangkan puasa tidak dapat dilihat dengan hanya melakukannya, kecuali Allah, maka
Allah gandengkan puasa itu kepada diri-Nya, oleh sebab inilah Allah berfirman
di dalam hadits: “Ia meninggalkan syahwatnya karena Aku.”
Ikhlas
merupakan suasana hati seorang muslim yang kosong dari keinginan-keinginan
duniawi seperti ingin mendapatkan pujian, memperoleh penghargaan, supaya tampak
baik di mata orang lain, ikhlas adalah hati yang menggerakkan badan agar
melakukan perbuatan baik dengan niat murni karena lillahi ta’ala hanya
mengharap keridho’an Allah ‘Azza wa Jalla. Bukanlah perbuatan ikhlas kalau kita
beribadah supaya dilihat oleh orang lain, juga bukanlah perbuatan ikhlas kalau kita bekerja dengan baik agar dipuji
oleh atasan, orang yang seperti ini berarti masih menggantungkan harapan kepada
selain Allah SWT. Orang yang ikhlas hanya bergantung pada Allah, bekerja untuk
mencari nafkah keluarga dengan niatan hanya karena Allah SWT. Beribadah ikhlas
walaupun tidak dilihat manusia bahkan di tempat tersembunyi sekalipun, hanya
semata-mata mengharap keridho’an Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam al quran
surat sabba ayat 46 :
“Katakanlah:
"Sesungguhnya Aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja, yaitu
supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua- dua atau sendiri-sendiri;
Kemudian kamu pikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila sedikitpun
pada kawanmu itu. dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum
(menghadapi) azab yang keras”.
Hikmah yang bisa kita petik dari
pelaksanaan ibadah puasa ramadhan adalah supaya kita mampu berbuat ikhlas dalam
melaksanakan setiap tugas dan kewajiban kita baik sebagai seorang pemimpin ataupun
sebagai rakyat. Sehingga dengan keiklasan tersebut kita akan tergolong kedalam
golongan orng-orang yang beruntung dan bertaqwa.
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ
اْلحَمْدُ
Jamaah
Idul Fitri rahimakumullah
Demikianlah 3 sifat dasar yang harus
dipegang terus-menerus dari buah manisnya bulan suci Ramadhan supaya kita menaji pribadi yang
mampu bersikap jujur, pekerja keras dan selalu ikhlas karena Allah semata. Marilah
kita bersama-sama berpangku tangan untuk membangun negri ini menjadi negri yang
makmur yang di ridhoi oleh allah SWT, serta marilah kita berdo’a semoga amal
ibadah puasa kita selama bulan ramadhan dan zakat fitrah yang telah kita tunaikan
diterima oleh Allah SWT dan para pemimpin kita yang sedang berkuasa mudah-mudahan
menjadi para pemimpin yang jujur, pekerja keras dan selalu ikhlas, Amin ya
robalalamin.
بَارَكَ
الله ُلِيْ وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ
بِاْلآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَه
إِنَّه هُوَالسَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ
أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ
KHUTBAH KEDUA
اللهُ
اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (4×)
اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ
أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَالللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ
اْلحَمْدُ. اْلحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ
وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ اللهُمَّ صَلِّ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا
كِثيْرًا. اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ
وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ.وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ
بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى
اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ
آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ
مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَحْمَدُكَ
وَنَسْتَعِيْنُكَ وَنَسْتَهْدِيْكَ وَنَعُوْذُ بِكَ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ
وَنُثْنِيْ عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ نَشْكُرُكَ وَلاَ نَكْفُرُكَ وَنَخْلَعُ
وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ اللَّهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَكَ نُصَلِّيْ
وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُو رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ
إِنَّ عَذَابَكَ الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ.
Ya
Allah, sesungguhnya kami memuji-Mu, meminta tolong kepada-Mu, dan memohon
petunjuk dari-Mu, kami berlindung dan bertawakal kepada-Mu, kami memuji-Mu
dengan segala kebaikan, kami bersyukur atas semua nikmat-Mu, kami tidak
mengingkari-Mu, kami berlepas diri dari siapa pun yang durhaka kepada-Mu. Ya
Allah, hanya kepada-Mu kami menyembah, hanya untuk-Mu shalat dan sujud kami,
dan hanya kepada-Mu kami berusaha dan bergegas, kami sangat mengharapkan
rahmat-Mu dan takut akan siksa-Mu, sesungguhnya azab-Mu benar-benar ditimpakan
kepada orang-orang kafir.
اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ
بِالإِسْلاَمِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالإِيْمِانِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالْقُرْآنِ
وَلَكَ الْحَمْدُ بِشَهْرِ رَمَضَانَ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالأَهْلِ وَالْمَالِ
وَالْمُعَافَاةِ لَكَ الْحَمْدُ بِكُلِّ نِعْمَةٍ أَنْعَمْتَ بِهَا عَلَيْنَا.
Ya Allah,
segala puji hanya bagi-Mu atas nikmat Islam, nikmat Iman, nikmat Al-Qur’an,
nikmat bulan Ramadhan, nikmat keluarga, harta dan kesehatan. Segala puji
bagi-Mu atas semua nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepada kami.
سُبْحَانَكَ لاَ نُحْصِيْ ثَنَاءً
عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ فَلَكَ الْحَمْدُ حَتَّى تَرْضَى
وَلَكَ الْحَمْدُ إِذَا رَضِيْتَ.
Maha
Suci Engkau, kami tidak akan sanggup menghitung dan membatasi pujian bagi-Mu.
Keagungan-Mu hanya dapat diungkapkan dengan pujian-Mu kepada diri-Mu sendiri,
segala puji hanya bagi-Mu (dari kami) sampai Engkau ridha (kepada kami) dan
segala puji bagi-Mu setelah keridhaan-Mu.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ ونَبِيِّكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
Ya
Allah, sampaikanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada hamba, nabi dan
rasul-Mu Muhammad saw beserta seluruh keluarga dan sahabatnya.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا
وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا.
Ya Allah, ampunilah kami dan ampuni pula kedua orang tua kami dan
sayangilah mereka seperti kasih sayang mereka saat mendidik kami di waktu
kecil.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا
وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ.
Ya
Tuhan kami, kami telah menzhalimi diri sendiri, jika Engkau tidak mengampuni
dan merahmati kami pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا
وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ
قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنـَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ.
Ya
Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan dosa saudara-saudara kami yang telah
mendahului kami dalam keimanan, dan janganlah Engkau jadikan di hati kami
kedengkian terhadap orang-orang yang beriman, ya Tuhan kami sesungguhnya Engkau
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan
akhirat, dan peliharalah kami dari api neraka.
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ
أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ
الرَّحِيْمُ.
Ya
Tuhan kami, terimalah dari kami (amal dan doa kami), sesungguhnya Engkaulah
yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, dan ampunilah kami, sesungguhnya
Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ
الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ
لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Semoga
shalawat senantiasa tercurah kepada pemimpin kami Muhammad saw, keluarga dan
sahabatnya semua. Maha suci Tuhanmu Pemilik kemuliaan dari apa yang mereka
persekutukan. Semoga salam sejahtera selalu tercurah kepada para rasul dan
segala puji hanya bagi Tuhan semesta alam.
JAENAL
ABIDIN, S.Pd
Tendik
MTs YPI Sufyan Tsauri Wanareja