Monday, July 4, 2016

KHUTBAH IDUL FITRI 1437 H



MEMBANGUN KARAKTERISTIK DIRI MELALUI PUASA RAMADHAN

للهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ كُلَّمَا هَلَّ هِلاَلٌ وَاَبْدَرَ اللهُ اَكْبَرْ كُلَّماَ صَامَ صَائِمٌ وَاَفْطَرْ اللهُ اَكْبَرْكُلَّماَ تَرَاكَمَ سَحَابٌ وَاَمْطَرْ وَكُلَّماَ نَبَتَ نَبَاتٌ وَاَزْهَرْوَكُلَّمَا اَطْعَمَ قَانِعُ اْلمُعْتَرْ. اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَ لِلْمُسْلِمِيْنَ عِيْدَ اْلفِطْرِ بَعْدَ صِياَمِ رَمَضَانَ وَعْيدَ اْلاَضْحَى بَعْدَ يَوْمِ عَرَفَةَ.اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمَلِكُ اْلعَظِيْمُ اْلاَكْبَرْ وَاَشْهَدٌ اَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الشَّافِعُ فِى اْلمَحْشَرْ نَبِيَّ قَدْ غَفَرَ اللهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ. اللهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ اَذْهَبَ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهَّرْ.اَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah .

Puji dan syukur hanya milik Allah Yang Maha Perkasa, yang telah menyediakan Ramadhan sebagai bulan ibadah (syahru ibadah) dan pelaksanaan sholat Ied yang baru saja berlalu, semoga dapat mengokohkan ketaqwaan dan iman kita kepada-Nya. Shalawat dan salam teruntuk kepada baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan para penerus ajarannya sampai akhir zaman kelak.
Selanjutnya khatib berwasiat kepada diri khatib khususnya, umumnya kepada seluruh jama’ah yang hadir pada kesempatan ini marilah kita senantiasa meningkatkan ke Imanan dan ke Taqwaan kita terhadap Allah SWT dengan sebenar-benarnya taqwa yaitu menjalakan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan Allah.
Pada kesempatan yang berbahagia ini Khotib akan membawakn sebuah khutbah dengan judul Membangun Karakteristik Diri Melalui Puasa Ramadhan.
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah 

Sejak tadi malam telah berkumandang alunan suara takbir, tasbih, tahmid dan tahlil sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kemenangan besar yang kita peroleh setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh. Sebagaimana firman Allah SWT:
Artinya : “Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”
Rasulullah SAW bersabda:
Artinya : “Hiasilah hari rayamu dengan takbir.”
Takbir kita tanamkan ke dalam lubuk hati sebagai pengakuan atas kebesaran dan keagungan Allah SWT sedangkan selain Allah semuanya kecil semata. Kalimat tasbih dan tahmid, kita tujukan untuk mensucikan Tuhan dan segenap yang berhubungan dengan-Nya.
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah 

Nuansa pagi ini diselimuti rasa suka cita dan gembira karena kembalinya kesucian jiwa seperti baru lahir dari kandungan ibu, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya Allah yang Maha Mulia lagi Maha Tinggi mewajibkan puasa Ramadhan dan aku mensunnahkan shalat malam harinya. Barangsiapa puasa Ramadhan dan shalat malam dengan mengharap ridha Allah, maka dia keluar dari dosanya seperti bayi yang dilahirkan ibunya.”(HR. Ahmad).
Dibalik suka cita dan kegembiraan pada saat ini kita selayaknya juga merasa sedih dan berduka jika momentum Ramadhan yang telah usai belum dimamfaatkan oleh kita dengan sebaik-baiknya, mungkin saja puasa hanya sekedar meninggalkan makan dan minum di siang hari, bertarawih mengejar jumlah rakaat tanpa kekhusyukan, Tilawatil Qur’an hanya mengejar target khatam, bersedekah hanya sekedar ingin dikatakan dermawan, tetapi itu jauh lebih baik dibandingan orng-orang yang sengaja tidak melaksanakan ibadah puasa dan ibadah-ibadah lainya.
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah 

Ramadhan yang baru saja berlalu merupakan sarana pendidikan kepribadian dan pembinaan karate umat manusia untuk memperbaiki sikap mentalnya. Selama bulan ramadhan kita digembleng, dididik, dilatih dan dibina secara ketat, sehingga kelak pasca Ramadhan kita diharapkan menjadi manusia yang mumpuni dan memiliki karater orang yang bertaqwa. Karakteristik merupakan salah satu aspek kepribadian manusia yang diyakini dapat berubah dari yang baik menjadi buruk atau sebaliknya dari yang buruk bisa saja menjadi baik. Itulah sebabnya kenapa pembangunan karakter menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia itu sendiri baik dalam skala individu maupun bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam konsep Islam, umat disuruh meneladani sifat-sifat Nabi Muhammad SAW, yaitu shiddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (terbuka) dan fathanah (cerdas). Sifat jujur diperlukan dalam kehidupan kita, jika orang tidak jujur akan berimplikasi menjadi koruptor, pencuri, penzina, pemabuk, bandar narkoba, teroris, makelar kasus dan lain sebagainya. Pengembangan karakter kita dapat dilakukan melalui pendidikan Ramadhan yang telah usai kemudian diaplikasikan dan diimplementasikan sebelas bulan yang akan datang, di antaranya ada 3 sifat dasar yang harus dipegang terus-menerus dari buah manisnya bulan suci Ramadhan, yaitu:
Pertama, Sifat jujur
Makna jujur merupakan karakter yang dapat membawa bangsa ini menjadi bangsa yang bebas dari bahaya prilaku korupsi, kolusi dan nepotisme, serta premanisme. Kejujuran (ash shiddiq) merupakan salah satu sifat utama yang harus dimiliki oleh orang-orang bertaqwa. Begitu pentingnya sifat mulia ini, sehingga tidak kurang dari 145 kali disebut dalam Al Quran. Sebagaimana firman Allah SWT :  
Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. (Qs At taubah:119)
Dalam ayat yang lain Allah SWT juga berfirman:
Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan Ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang dia kehendaki.(Qs Ibrahim:27)
Dari ayat Al Quran di atas menegaskan betapa pentingnya memiliki sikap jujur karena Sikap jujur merupakan salah satu fadhilah yang menentukan status dan kemajuan perseorangan dan msyarakat. Menegakkan prinsip kejujuran adalah salah satu sendi kemaslahatan dalam hubungan antara manusia dengan manusia dan antara satu golongan dengan golongan yang lain.
Dampak dari sifat jujur adalah menimbulkan rasa berani, karena tidak ada orang yang merasa tertipu dengan sifat yang diberikan kepada orang lain dan bahkan orang merasa senang dan percaya terhadap pribadi orang yang jujur. Ada Pepatah mengatakan “berani karena benar, takut karena salah”.
Sifat Jujur ini tidak dapat dimiliki dan dilaksanakan dengan baik dan sempurna oleh orang-orang yang tidak kukuh imannya. Orang yang beriman dan takwa, karena dorongan iman dan taqwanya itu merasa dirinya wajib selalu berbuat dan bersikap benar serta jujur.
Ibadah puasa yang kita laksanakan pada bulan Ramadhan merupakan sarana untuk melatih kita berbuat jujur, Oleh karena itu Mari jadikan puasa Ramadhan yang telah ditunaikan oleh kita sebagai sarana meraih derajat taqwa, yang salah satu kriterianya senantiasa berlaku jujur. Jaga setiap amanah (termasuk amanah jabatan dan kekuasaan) yang dipercayakan kepada pundak kita. Ciptakan suasana aman dan ketenangan hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara dengan berlaku jujur. Sebab Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits nya: “Kejujuran itu menciptakan ketenangan”.
Pemimpin dibutuhkan kejujurannya agar dapat mewujudkan keadilan, kenyamanan dan ketenteraman hidup bawahan dan rakyatnya. Pejabat publik yang jujur, adalah dambaan yang dapat memberikan kemaslahatan besar untuk rakyatnya. Penegak hukum yang jujur, adalah harapan pencari keadilan, sehingga dapat mengeluarkan putusan hukum yang adil, tidak memihak kepada  yang kuat atau punya kepentingan belaka. Karena Rusaknya tatanan sistem ketatanegaraan bangsa kita boleh jadi disebabkan kurangnya kejujuran.
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah 

Kedua, Kerja keras.
Salah satu akhlak terpuji atau Akhlakul Mahmudah adalah sifat kerja keras, tekun, ulet, dan teliti. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa berusaha. Baik dalam hal urusan dunia terlebih urusan akhirat. Islam tidak menghendaki umatnya untuk hidup bertopang dagu / malas dalam berusaha. Kerja keras, tekun dan teliti merupakan salah satu kunci sukses dalam kehidupan. Firman Allah swt dalam Qs Al Qashsash ayat 77 :
 Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Ayat di atas mengandung pengertian bahwa kita diwajiban bekerja keras untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Erat kaitanya dengan Ibadah Puasa yang telah kita laksanakan selain menjadikan pribadi kita kedalam golongan orang-oarang bertakwa juga sebagai bentuk latihan rohani, mendidik jiwa agar dapat menguasai diri sendiri, mendidik hawa nafsu agar tidak senantiasa dimanjakan dan dituruti kehendaknya, karena hawa nafsu merupakan musuh bagi manusia yang tidak pernah berdamai. Rasulullah SAW bersabda: Jihad yang paling besar adalah jihad melawan diri sendiri. Oleh karena itu puasa  ramadhan merupakan sarana mendidik jiwa kita untuk bekerja keras memerangi hawa nafsu dan bekerja keras dalam memerangi rasa malas karena ada sebagian orang yang sedang berpuasa justru malah bermalas-malasan untuk tidak bekerja dan melakukan aktivitas keseharian seperti biasanya dengan alasan sedang melaksanakan Ibadah puasa. Padahal itu bukan alasan yang tepat untuk kita malas bekerja karena ibadah puasa merupakan kewajiban bagi setiap umat yang mengaku beragama isalam, seharusnya ibadah puasa mampu memotivasi diri kita untuk melakukan keshalehan sosial, berperilaku pekerja keras, dan berlatih sabar. Dengan demikian puasa dan kerja keras menjadi kesatuan yang mendorong orang yang berpuasa menjadi insan muttaqien.
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah 

Ketiga, Ikhlas.
Ikhlas dalam bahasa arab memiliki arti murni, suci, tidak bercampur, atau pengabdian yang tulus. Ikhlas adalah setiap kegiatan yang kita kerjakan semata-mata hanya karena mengharapkan ridha Allah SWT.
Berkata Al Qurthuby rahimahullah: “Ketika amalan-amalan (lain) dimasuki oleh riya’, sedangkan puasa tidak dapat dilihat dengan hanya melakukannya, kecuali Allah, maka Allah gandengkan puasa itu kepada diri-Nya, oleh sebab inilah Allah berfirman di dalam hadits: “Ia meninggalkan syahwatnya karena Aku.”
Ikhlas merupakan suasana hati seorang muslim yang kosong dari keinginan-keinginan duniawi seperti ingin mendapatkan pujian, memperoleh penghargaan, supaya tampak baik di mata orang lain, ikhlas adalah hati yang menggerakkan badan agar melakukan perbuatan baik dengan niat murni karena lillahi ta’ala hanya mengharap keridho’an Allah ‘Azza wa Jalla. Bukanlah perbuatan ikhlas kalau kita beribadah supaya dilihat oleh orang lain, juga bukanlah perbuatan  ikhlas kalau kita bekerja dengan baik agar dipuji oleh atasan, orang yang seperti ini berarti masih menggantungkan harapan kepada selain Allah SWT. Orang yang ikhlas hanya bergantung pada Allah, bekerja untuk mencari nafkah keluarga dengan niatan hanya karena Allah SWT. Beribadah ikhlas walaupun tidak dilihat manusia bahkan di tempat tersembunyi sekalipun, hanya semata-mata mengharap keridho’an Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam al quran surat sabba ayat 46 :
 “Katakanlah: "Sesungguhnya Aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua- dua atau sendiri-sendiri; Kemudian kamu pikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila sedikitpun pada kawanmu itu. dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang keras”.

Hikmah yang bisa kita petik dari pelaksanaan ibadah puasa ramadhan adalah supaya kita mampu berbuat ikhlas dalam melaksanakan setiap tugas dan kewajiban kita baik sebagai seorang pemimpin ataupun sebagai rakyat. Sehingga dengan keiklasan tersebut kita akan tergolong kedalam golongan orng-orang yang beruntung dan bertaqwa.
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah 

Demikianlah 3 sifat dasar yang harus dipegang terus-menerus dari buah manisnya bulan suci Ramadhan supaya kita menaji pribadi yang mampu bersikap jujur, pekerja keras dan selalu ikhlas karena Allah semata. Marilah kita bersama-sama berpangku tangan untuk membangun negri ini menjadi negri yang makmur yang di ridhoi oleh allah SWT, serta marilah kita berdo’a semoga amal ibadah puasa kita selama bulan ramadhan dan zakat fitrah yang telah kita tunaikan diterima oleh Allah SWT dan para pemimpin kita yang sedang berkuasa mudah-mudahan menjadi para pemimpin yang jujur, pekerja keras dan selalu ikhlas, Amin ya robalalamin.
بَارَكَ الله ُلِيْ وَلَكُمْ  فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِاْلآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَه إِنَّه هُوَالسَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ
KHUTBAH KEDUA
اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (4×) اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَالللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ. اْلحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ.وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَحْمَدُكَ وَنَسْتَعِيْنُكَ وَنَسْتَهْدِيْكَ وَنَعُوْذُ بِكَ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ وَنُثْنِيْ عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ نَشْكُرُكَ وَلاَ نَكْفُرُكَ وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ اللَّهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَكَ نُصَلِّيْ وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُو رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ إِنَّ عَذَابَكَ الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ.
Ya Allah, sesungguhnya kami memuji-Mu, meminta tolong kepada-Mu, dan memohon petunjuk dari-Mu, kami berlindung dan bertawakal kepada-Mu, kami memuji-Mu dengan segala kebaikan, kami bersyukur atas semua nikmat-Mu, kami tidak mengingkari-Mu, kami berlepas diri dari siapa pun yang durhaka kepada-Mu. Ya Allah, hanya kepada-Mu kami menyembah, hanya untuk-Mu shalat dan sujud kami, dan hanya kepada-Mu kami berusaha dan bergegas, kami sangat mengharapkan rahmat-Mu dan takut akan siksa-Mu, sesungguhnya azab-Mu benar-benar ditimpakan kepada orang-orang kafir.
اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ بِالإِسْلاَمِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالإِيْمِانِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالْقُرْآنِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِشَهْرِ رَمَضَانَ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالأَهْلِ وَالْمَالِ وَالْمُعَافَاةِ لَكَ الْحَمْدُ بِكُلِّ نِعْمَةٍ أَنْعَمْتَ بِهَا عَلَيْنَا.
Ya Allah, segala puji hanya bagi-Mu atas nikmat Islam, nikmat Iman, nikmat Al-Qur’an, nikmat bulan Ramadhan, nikmat keluarga, harta dan kesehatan. Segala puji bagi-Mu atas semua nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepada kami.
سُبْحَانَكَ لاَ نُحْصِيْ ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ فَلَكَ الْحَمْدُ حَتَّى تَرْضَى وَلَكَ الْحَمْدُ إِذَا رَضِيْتَ.
Maha Suci Engkau, kami tidak akan sanggup menghitung dan membatasi pujian bagi-Mu. Keagungan-Mu hanya dapat diungkapkan dengan pujian-Mu kepada diri-Mu sendiri, segala puji hanya bagi-Mu (dari kami) sampai Engkau ridha (kepada kami) dan segala puji bagi-Mu setelah keridhaan-Mu.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ ونَبِيِّكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.

Ya Allah, sampaikanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada hamba, nabi dan rasul-Mu Muhammad saw beserta seluruh keluarga dan sahabatnya.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا.
Ya Allah, ampunilah kami dan ampuni pula kedua orang tua kami dan sayangilah mereka seperti kasih sayang mereka saat mendidik kami di waktu kecil.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ.
Ya Tuhan kami, kami telah menzhalimi diri sendiri, jika Engkau tidak mengampuni dan merahmati kami pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنـَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ.
Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan dosa saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dalam keimanan, dan janganlah Engkau jadikan di hati kami kedengkian terhadap orang-orang yang beriman, ya Tuhan kami sesungguhnya Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan akhirat, dan peliharalah kami dari api neraka.
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.
Ya Tuhan kami, terimalah dari kami (amal dan doa kami), sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, dan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Semoga shalawat senantiasa tercurah kepada pemimpin kami Muhammad saw, keluarga dan sahabatnya semua. Maha suci Tuhanmu Pemilik kemuliaan dari apa yang mereka persekutukan. Semoga salam sejahtera selalu tercurah kepada para rasul dan segala puji hanya bagi Tuhan semesta alam.


















JAENAL ABIDIN, S.Pd
Tendik MTs YPI Sufyan Tsauri Wanareja