Sunday, February 5, 2017

Khutbah Jumat Memilih Pemimpin Yang Amanah



Memilih Pemimpin Yang Amanah

انَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَ مِنْ سَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ
اَللهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن،
فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِىْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى  اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم  بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
 يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Ma’asyiral Muslimin, jamaah jum’at yang dirahmati Allah
Puji syukur kita haturkan ke hadhirat Allah, atas limpahan rahmat dan hidayahnya, sehingga kita dimudahkan untuk berkumpul melaksanakan ibadah jumat di kesempatan ini. Semoga apa yang kita lakukan diterima oleh Allah sebagai amal soleh.
Kita juga bersyukur kepada Allah, karena kasih sayang-Nya, kita dikumpulkan dalam barisan orang-orang yang beriman. Dan kita berharap, semoga di hari kiamat kelak, kita juga dibangkitkan bersama orang-orang yang beriman.
Kaum muslimin, jamaah jumat yang kami muliakan,
Salah satu topik yang sedang hangat-hangatnya dan banyak dibicarakan masyarakat saat ini adalah siapakah yang akan menjadi pemimpin kita selama lima tahun mendatang. Siapakah nantinya yang akan menjadi Gubernur/Bupati di,,,,,,,,,,,,,,,,,,,yang kita cintai ini..
Sebagai orang yang beriman, tentu kita berharap, Orang yang memimpin kita adalah manusia yang baik, menjaga amanah, adil terhadap rakyatnya, dan berpihak kepada kaum muslimin.
Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah
Berbicara masalah memilih pemimpin dan kepemimpinan, ajaran Islam sangat detil ketika membincangkan tentang pemilihan pemimpin, karena hal tersebut memiliki dampak yang luas, tidak hanya pada individu, namun juga pada masyarakat dan lingkungan yang akan dipimpinnya kelak.
Berbagai persyarat pun digariskan oleh Islam terkait calon pemimpin yang dianggap layak untuk memimpin komunitas, organisasi, daerah, hingga negara, antara lain adalah shiddiq (benar), amanah (terpercaya), tabligh (menyampaikan kepada umat), dan fathanah (cerdas).
Keempat syarat kepemimpinan tersebut sesungguhnya mengacu pada karakter kepemimpinan Rasulullah saw yang terbukti mampu menciptakan masyarakat yang adil, makmur, dan penuh dengan barakah serta keridhaan Allah swt. Dalam khutbah ini, kita hanya akan fokus membincangkan tentang  “Amanah”.
Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Amanah, ditinjau dari aspek yang lebih sempit, diartikan sebagai memelihara titipan yang akan dikembalikan dalam bentuknya seperti sediakala. Dalam aspek yang lebih luas, amanah mempunyai cakupan seperti memelihara amanah orang lain, menjaga kehormatan orang lain, atau menjaga kehormatan diri sendiri.
Kemudian dalam konteks bernegara, amanah yang dibebankan kepada para pemegang amanah (kepala negara atau kepala daerah) harus dipikul dengan sebaik-baiknya karena memiliki dua pertanggungjawaban yaitu vertikal (hablumminallah) dan horizontal (hablumminannas) sekaligus. Setiap pemimpin, baik di lingkup pemerintahan pusat maupun daerah, dengan demikian wajib menegakkan amanah jabatannya. Dan contoh teladan yang patut menjadi ukuran umat Islam dalam memilih pemimpin adalah mengacu pada kepribadian dan teladan yang melekat pada diri Rasulullah saw. Sebab Rasulullahlah satu-satunya teladan sempurna bagi umat Islam, sebagaimana firman Allah swt dalam surah al-Ahzab ayat 21:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat serta dia banyak menyebut Allah”.
Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Rasulullah pantaslah menjadi sosok panutan bagi para pemimpin dan calon pemimpin karena sifatnya yang amanah tersebut. Meskipun susah untuk mengikuti jejak keteladanan Nabi  secara menyeluruh, paling tidak kita bisa mendekati apa yang pernah Nabi Muhammad lakukan dalam menegakkan amanah sebagai pemimpin agama dan pemimpin negara ketika itu.
Terkait kewajiban memilih pemimpin yang amanah, Allah swt berfirman dalam Qu’an Surat an-Nisaa, ayat 58:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”.
Ayat tersebut di atas dengan jelas menegaskan pentingnya memilih pemimpin yang amanat. Dan salah satu wujud dari pemimpin amanat adalah ketika menetapkan hukum di antara manusia, dia harus mampu bersikap adil dan tidak diskriminatif.
Kemudian, seorang pemimpin yang amanah, juga harus terbebas dari perilaku korupsi; sekecil apapun bentuknya. Baik dalam hal materi maupun kewenanangan. Terkait ini, Rasulullah saw bersabda yang artinya:
"Barang siapa yang kami angkat menjadi karyawan untuk mengerjakan sesuatu dan kami beri upah yang semestinya, maka sesuatu yang diambilnya sesudah itu (selain upah) namanya korupsi." (HR Abu Dawud).
Dengan demikian, amanah menjalankan tugas dan fungsi jabatannya, yang dalam standar paling dekat haruslah adil dalam penegakan hukum dan tidak korupsi di tengah-tengah kekuasaannya. Itulah yang menjadi ukuran dasar bagi seorang pemimpin yang digariskan Islam.
Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Dari sejumlah dalil yang disampaikan di atas, nampak jelas bahwa kriteria amanah merupakan satu hal yang mutlak dimiliki oleh seorang calon pemimpin, sehingga mampu diandalkan dalam membawa perubahan yang baik bagi kehidupan masyarakat. Rasulullah saw setidaknya telah memberikan contoh criteria terbaik bagi calon seorang pemimpin yang amanah antara lain :
Pertama, ia tidak terlalu berambisi merengkuh jabatan itu, apalagi sampai menghalalkan segala cara. Dalam sebuah Hadis sahih dari Abu Musa al-Asy'ari, Rasulullah r bersabda:
''Demi Allah, aku tidak akan menyerahkan suatu jabatan kepada orang yang memintanya atau berambisi mendapatkannya.'' (HR Muslim).
Memberikan amanah (hak pilih) kepada yang meminta saja tidak boleh, apalagi ketika seseorang sampai menghalalkan segala cara untuk memperoleh suatu jabatan. Bisa dipastikan, sosok pemimpin seperti ini akan sulit berlaku amanah. Alih-alih diharapkan berkorban untuk kesejahteraan rakyat, ia justru akan sibuk mengembalikan modal yang pernah dikeluarkannya, memperkaya diri, dan mencari kehormatan lewat jabatan yang diemban.
Kriteria Kedua yang diajarkan Rasulullah saw dalam memotret pemimpin dan calon pemimpin adalah, ia taat beribadah dan memiliki relasi sosial yang baik. Ketika Umar bin Khattab ra mengangkat Nafi' bin al-Harits sebagai gubernur Makkah, Nafi' memilih Ibnu Abza untuk mengepalai masyarakat yang tinggal di daerah lembah dekat Makkah, padahal semua tahu Ibnu Abza hanyalah bekas budak di komunitas tersebut.
Saat Umar bin Khattab t mengonfirmasi hal itu, Nafi' menjawab, ''Ia memang bekas budak, tetapi ia hafal Al-Quran, paham masalah hukum faraidl (waris), dan sering memutuskan persoalan masyarakat dengan adil.'' (HR Ahmad). Maka, Umar pun memuji pilihan Nafi' karena melihat kemampuan  Ibnu Abza.
Ketiga, ia adalah pribadi yang sederhana dalam kesehariannya. Sebab, hanya pejabat dengan gaya hidup yang sederhanalah yang bisa imun (tahan) dari godaan kemewahan dunia. Sebaliknya, gaya hidup mewah sangat potensial menjerumuskan seorang pejabat untuk melakukan korupsi walaupun telah dimanjakan dengan gaji yang lebih dari cukup. Padahal, Rasulullah saw telah menegaskan bahwa pejabat yang curang dan korup tidak akan pernah mencium wangi surga.
Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Dari tiga kriteria dasar tersebut di atas, setidaknya telah memberi gambaran bagaimana sosok pemimpin dan calon pemimpin yang sebenarnya perlu diberikan amanah kepadanya. Pemimpin yang beriman dan paham akan arti sebuah kepemimpinan yang amanah, akan sangat ketakutan untuk tidak bertindak amanah pada setiap kebijakan yang ia kerjakan. Dan bagi manusia beriman, kepemimpinan merupakan amanah dari Allah swt. Apapun bentuk yang ia pimpin. Apakah itu pemimpin rumah tangga, pemerintahan, perusahaan atau memimpin dalam komunitas kecil sekalipun, amanah haruslah menjadi dasar dalam menjalankan roda kepemimpinan.
Pemimpin yang amanah, setidaknya akan selalu meresapi apa yang menjadi pesan Allah swt, sebagaimana di firmankan dalam al-Qur’an surat Al-Hasyr,18.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Deikian khutbah yang bias saya sampaiakn semoga ada hikmahnya untuk kita semua dan di iringi dengan ridho alloh swt, mudah-mudahan segala perbedaan di antara kita tentang calon pemimpin yang akan kita pilih nanti tidak menimbulkan perpecahan satu sama lainya serta marilah kita berdoa semoga pemimpin yang akan memimpin cilacap akan menjadi pemimpin yang amanah seperti yang telah di contohkan oleh nabi Muhammad saw. Aamiin yarobbalalamiin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلْ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ.
أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Dua

اَلْحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ. اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ وَكَفَرَ. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ سَيِّدُ الْإِنْسِ وَالْبَشَرِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
اَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ الله اتّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
فَقَالَ الله ُتَعَالَى فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ:أعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم
إنَّ اللهَ وملائكتَهُ يصلُّونَ على النبِيِّ يَا أيُّهَا الذينَ ءامَنوا صَلُّوا عليهِ وسَلّموا تَسْليمًا
اللّـهُمَّ صَلّ على سيّدِنا محمَّدٍ وعلى ءالِ سيّدِنا محمَّدٍ كمَا صلّيتَ على سيّدِنا إبراهيمَ وعلى ءالِ سيّدِنا إبراهيم وبارِكْ على سيّدِنا محمَّدٍ وعلى ءالِ سيّدِنا محمَّدٍ كمَا بارَكْتَ على سيّدِنا إبراهيمَ وعلى ءالِ سيّدِنا إبراهيمَ إنّكَ حميدٌ مجيدٌ.

 اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ و الْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ الْأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَ قَاضِيَ الْحَاجَاتِ.
اَللَّهُمَّ سَلِّمْنَا وَسَلِّمْ دِيْنَنَا وَسَلِّمْ اِيْمَانَنَا وَسَلِّمْ قُلُوْبَنَا وَسَلِّمْ عُلُوْمَنَا وَسَلِّمْ جَمِيْعَ مَا اَعْطَيْتَنَا بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللَّهُمَّ اهْدِنَاالصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْم، صِرَاطَ الْآنْبِيآءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ.
 رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْهَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ.
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَالله! اِنَّ الله يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَّكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْاالله الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُاللهِ اَكْبَرُوَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ .

Tuesday, May 31, 2016

KHUTBAH MENYAMBUT BULAN RAMADHAN



PERSIAPAN JIWA MENYAMBUT BULAN YANG PENUH BERKAH

KHUTBAH I

Puji & syukur marilah kita panjatkan  kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya kita dapat menjalankan aktifitas keseharian kita dan menjalakan ibadah dengan baik. Shalawat dan salam kehadirat junjungan Nabi Besar Muhammad saw,  Yang telah memberi contoh uswatun hasanah, sehingga dengan menauladaniinya kita akan mendapat kebahagiaan dunia dan keselamatan akhirat, insya alloh.
Selajutnya khatib  Mengajak kepada diri khatib pribadi, umumnya kepada semua jama’ah yang hadir pada kesempatan ini marilah kita  selalu meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Pada kesempatan ini  khatib akan menyampaikan sebuah khutbah: ”Persiapan Jiwa Menyambut Bulan Yang Penuh Berkah”.
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Kini kita berada di penghujung bulan Sya’ban dan beberapa hari lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan yang penuh dengan keberkahan. Maka selayaknya kita tidak perlu menunda lagi untuk meningkatkan keshalihan dan ketaqwaan kita. Ini adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Maka mulai sekarang marilah kita semakin mendekatkan diri kepada Allah, semakin giat beribadah dan semakin jauh meninggalkan larangan-larangan Allah SWT.
Di antara nikmat terbesar yang dikaruniakan oleh Allah kepada para hamba-Nya adalah kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan. Karenanya, para hamba mesti berbahagia menyambut kedatangan bulan Ramadhan dengan penuh rasa syukur dan keridhoan. Sesuai firman Allah :
Artinya : Bulan Ramadhan, adalah bulan diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa. (QS. Al-Baqarah: 185)
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Kenikmatan dan kebahagiaan lainya bagi kita saat ini adalah sampainya usia kita di akhir bulan Sya'ban dan Sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadhan yang mulia bulan yang istimewa dan penuh dengan keutamaan. Namun. Ada sebuah pertanyaan yang perlu kita renungkan bersama “Sudahkah siapkah kita  dalam menyambut kedatangan bulan suci ramadhan?´ Setidaknya Ada 4 persiapan yang kita perlukan dalam menyambut bulan Ramadhan ini:

Persiapan pertama, adalah Persiapan Ruhiyah (Spiritual)
Ruhiyah adalah hubungan erat antara hamba dengan Allah SWT. Persiapan ruhiyah dapat dilakukan dengan memperbanyak ibadah, seperti memperbanyak membaca Al-Qur’an , Puasa sunnah, dzikir, do’a dll. Dalam hal mempersiapkan ruhiyah, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mencontohkan kepada umatnya dengan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, sebagaimana yang diriwayatkan ‘Aisyah ra. berkata:” Saya tidak melihat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menyempurnakan puasanya, kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak melihat dalam satu bulan yang lebih banyak puasanya kecuali pada bulan Sya’ban” (HR Muslim)

Persiapan ruhiyah lainya  adalah dengan cara membersihkan hati dari penyakit aqidah sehingga melahirkan niat yang ikhlas. Karena Membersihkan hati atau tazkiyatun nafs juga hal yang perlu dilakukan dalam menyambut tamu Allah yang istimewa ini. Allah SWT menegaskan pentingnya membersihkan hati (tazkiyatun nafs) dalam firman-Nya:
Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya (QS. Asy-Syams : 9)         

Maka dalam waktu 2 hari ke depan kita perlu melakukan evaluasi diri (muhasabah) apakah penyakit-penyakit aqidah masih menjangkiti diri kita. Selanjutnya kita bermujahadah untuk menghilangkan penyakit-penyakit itu. Alangkah indahnya jika saat Ramadhan tiba kita benar-benar dalam kondisi ikhlas dan hati kita dalam keadaan yang bersih.

Jama'ah jumat yang dirahmati Allah,
Persiapan kedua adalah persiapan fikriyah.
Persiapan fikriyah atau akal dilakukan dengan mendalami ilmu, khususnya ilmu yang terkait dengan ibadah Ramadhan. Banyak orang yang berpuasa tidak menghasilkan kecuali lapar dan dahaga. Hal ini dilakukan karena puasanya tidak dilandasi dengan ilmu yang cukup. Seorang yang beramal tanpa ilmu, maka tidak menghasilkan kecuali kesia-siaan belaka. Oleh karena itu Agar Ramadhan kita benar-benar efektif, kita perlu membekali diri dengan persiapan fikriyah. Sebelum Ramadhan tiba sebaiknya kita membekali diri dengan ilmu agama terutama yang terkait secara langsung dengan amaliyah di bulan Ramadhan, Tentang kewajiban puasa, keutamaan puasa, hikmah puasa, syarat dan rukun puasa, hal-hal yang membatalkan puasa, serta sunnah-sunnah puasa. Juga tarawih, I'tikaf, zakat, dan sebagainya.           

Selanjutnya, persiapan ketiga yang kita perlukan adalah persiapan jasadiyah.
Ramadhan membutuhkan persiapan jasadiyah atau fisik yang baik. Tanpa persiapan fisik yang memadai kita bisa kaget bahkan ibadah kita tidak bisa berjalan normal. Ini karena Ramadhan menciptakan siklus keseharian yang berbeda dari bulan-bulan sebelumnya. Kita diharapkan tetap melaksanakan aktivitas  pekerjaan kita masing-masing meskipun dalam kondisi berpuasa. Kita juga akan melakukan ibadah dalam porsi yang lebih lama dari sebelumnya. Shalat tarawih, misalnya. Karenanya kita perlu mempersiapkan jasadiyah kita dengan menjaga kesehatan badan, dan kebersihan lingkungan.

Jama'ah jumat yang dirahmati Allah,
Persiapan keempat adalah persiapan maliyah (Harta)
Persiapan maliyah yang diperlukan dalam menyambut bulan Ramdhan bukanlah untuk membeli baju baru, menyediakan kue-kue lezat untuk Idul Fitri, dan lain-lain. Kita justru memerlukannya untuk memperbanyak infaq, memberi ifthar (buka puasa) kepada orang lain dan membantu orang yang membutuhkan. Tentu saja bagi yang memiliki harta yang mencapai nishab wajib mempersiapkan zakat maal-nya. Rasulullah mencontohkan bahwa beliau yang begitu dermawan di hari-hari biasa, bertambah sangat dermawan di bulan Ramadhan mengalahkan angin yang berhembus.

Rasulullah SAW adalah orang yang paling murah hati, lebih-lebih ketika bertemu Jibril di bulan Ramadhan. Beliau bertemu Jibril pada pada setiap malam bulan Ramadhan untuk tadarus Al-Qur'an. Maka sifat murah hati Rasulullah melebihi hembusan angin (HR. Bukhari)

Hadits diatas   mengajarkan kepada umat beliau bahwa Ramadhan sebagai bulan yang paling utama dengan pelipatgandaan pahala amal kebajikan maka hendaklah kita memperbanyak infaq dan Sodakoh serta meningkatkan kualitasnya.

Jama'ah jumat yang dirahmati Allah,

Semoga dengan persiapan yang matang, ibadah puasa kita akan maksimal. Semoga  Allah mengumpulkan kita dalam umatNya yang terbaik dan tercatat sebagai hamba yang ikhlas dalam menjalankan perintahNya. Amin
بَارَكَ الله ُلِيْ وَلَكُمْ  فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِاْلآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَه إِنَّه هُوَالسَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ
KHUTBAH II
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَ يَوْمُ اْلجُمْعَةِ سَيِّدُ اْلأَيَّامِ. أَشْهَدُ اَنْ لاَإِلَهَ اِلاَ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ اْلمَلِكُ اْلعَلاَّم ِوَأَشْهَدُ اَنَّ سَيْدَنَا وَنِبَيَنا مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الْمَبْعُوثُ رَحْمَةً لِْلأَنَامِ, اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىآلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ حَتَّى إِلىَ يَوْمُ الزِّحَامِ.
اَمَّا بَعْدُ, فَيَآيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ اُوْصَيْنِى نــَـفْسِي وَإِيــَّاكــُمْ بِتـَقْوَى اللهَ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُم  تـُفْلِحُوْنَ.
اَعُوْذُ بِااللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِي يَاأَيُّهاَ الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَـلِّمُـوا تَسْلِيماً .اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ وَعَلَى بـَقِيـَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتــَّابِعِيْنَ وَتــَابِعِى التــَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتــِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ اَْلأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنـَّكَ عَلَى كُلِّ شَئٍْ قَدِيْرٌ.
(عِبَادَاللهِ) اِنَّ اللهَ يَأمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتآءِ ذِاْلقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ اْلفَخْشَآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ (وَلَذِكـــْـرُ اللهِ اَكـــْبَرُ)


Saturday, January 11, 2014

Khutbah Jumat Iri dan Dengki



إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Hadirin sidang jumat yang dirahmati Allah SWT
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Alloh SWT, Sholawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
Selanjutnya khotib berwasiat khususnya kepada diri khotib sendiri, umumnya kepada semua jama’ah yang hadir pada kesempatan kali ini, marilah kita selalu meningkatkan keimanan dan ketaqwan kita kepada Alloh SWT dengan menjalankan segala perintah_Nya dan menjauhi segala larangan_Nya.

Pada kesempatan ini khotib akan membacakan sebuah khutbah yang berjudul Iri dan Dengki. Iri dan dengki merupakan sifat tidak terpisahkan dari diri manusia. Banyak orang tidak bisa menghindarkan dirinya dari sifat iri dan dengki, yang kerap muncul dari berbagai hal yang ditemuinya. Rasa dengki dan iri ini baru tumbuh ketika orang lain menerima nikmat. Biasanya, jika seseorang mendapatkan nikmat, maka ada dua sikap yang ada pada manusia.
Pertama, benci terhadap nikmat yang diterima kawannya dan senang bila nikmat itu hilang daripadanya. Sikap inilah yang disebut hasud, dengki dan iri hati.
Firman Allah dalam QS. Ali Imran : 120
Artinya : “Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.”

Kedua, ia tidak menginginkan nikmat itu hilang dari kawannya, tapi ia berusaha keras bagaimana mendapatkan nikmat semacam itu. Sikap kedua ini dinamakan ghibthah (keinginan). Jika sifat yang pertama dilarang oleh Allah SWT sedangkan Sifat  yang kedua diperbolehkan.

Hadirin sidang jumat yang dirahmati Allah SWT

Rasa dengki pada dasarnya tidak timbul kecuali karena kecintaan kepada dunia. Dan dengki biasanya banyak terjadi di antara orang-orang terdekat; antar keluarga, antar teman sejawat, antar tetangga dan orang-orang yang berdekatan lainnya. Sebab rasa dengki itu timbul karena saling berebut pada satu tujuan. Dan itu tak akan terjadi pada orang-orang yang saling berjauhan, karena pada keduanya tidak ada ikatan sama sekali.
Lalu apa saja penyebab manusia mempunyai sifat iri dan dengki :

1.      Pertama permusuhan, adalah penyebab kedengkian yang paling parah. Orang yang saling  bermusuhan  tidak suka jika salah satu dinatara mereka menerima nikmat, karena dia adalah musuhnya. Bila musuhnya itu mendapat nikmat, hatinya menjadi sakit karena bertentangan dengan tujuannya. Permusuhan ini tidak saja terjadi antara orang yang sama kedudukannya, tetapi juga bisa terjadi antara atasan dan bawahannya dalam memperebutkan sebuah kedudukan.
2.      Kedua adalah ta’azzuz (merasa paling mulia). Ia keberatan bila ada orang lain melebihi dirinya. Ia takut apabila koleganya mendapatkan kekuasaan, pengetahuan atau harta yang bisa mengungguli dirinya.
3.      Ketiga, takabbur atau sombong. Ia memandang remeh orang lain dan karena itu ia ingin agar dipatuhi dan diikuti perintahnya. Ia takut apabila orang lain memperoleh nikmat, berbalik dan tidak mau tunduk kepadanya.
4.      Keempat, merasa ta’ajub dan heran terhadap kehebatan dirinya. Hal ini sebagaimana yang biasa terjadi pada umat-umat terdahulu saat menerima dakwah dari rasul Allah. Mereka heran manusia yang sama dengan dirinya, bahkan yang lebih rendah kedudukan sosialnya, lalu menyandang pangkat kerasulan, karena itu mereka mendengki-nya dan berusaha menghilangkan pangkat kenabian tersebut sehingga mereka berkata: “Adakah Allah mengutus manusia sebagai rasul?” (QS. Al-Mu’minun: 34). Allah Ta’ala menjawab keheranan mereka dengan firmanNya, yang artinya: “Dan apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepada kamu peringatan dari Tuhanmu dengan perantaraan seorang laki-laki dari golonganmu agar dia memberi peringatan kepadamu ?” (QS. Al A’raaf: 63)
5.      Kelima, ambisi memimpin (hubbur riyasah). Hubbur riyasah dengan hubbul jah (senang pangkat/kedudukan) adalah saling berkaitan. Ia tidak menoleh kepada kelemahan dirinya, seakan-akan dirinya tak ada bandingnya.

Dari ke lima sifat di atas, terhadap orang-orang pendengki tersebut Allah dengan keras mencela, dalam firman_Nya (QS An Nisaa : 54-55)
Artinya : ”Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia[311] yang Allah Telah berikan kepadanya? Sesungguhnya kami Telah memberikan Kitab dan hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan kami Telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar.
Maka di antara mereka (orang-orang yang dengki itu), ada orang-orang yang beriman kepadanya, dan di antara mereka ada orang-orang yang menghalangi (manusia) dari beriman kepadanya. dan cukuplah (bagi mereka) Jahannam yang menyala-nyala apinya.”

Hadirin sidang jumat yang dirahmati Allah SWT

Apabila kita merasa bahwa kita sedang hasad ( iri & dengki ) atau mempunyai sifat hasad kepada orang lain, hal yang seharusnya kita lakukan adalah :
1.      Bertobat , beristighfar dan menyibukkan diri dengan baca Al Qur’an.
2.      Bertaqwa kepada Allah SWT  dan takut akibat dari perbuatan hasad di dunia maupun di akhirat. Di dunia akan merasakan kesempitan hidup dan di akhirat akan habis pahala amalan-amalan kebaikannya.
3.      Yakin dan selalu ingat bahwa Allah yang mentaqdirkan segala sesuatu untuk diri kita.
4.      Tahanlah diri dari membicarakan orang lain ( ghibah ) dan menyebarkan fitnah (namimah) atau berita yang bohong.

Firman Allah SWT dalam QS Al Ahzab : 58
Artinya : “Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, Maka Sesungguhnya mereka Telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.”

Hadirin sidang jumat yang dirahmati Allah SWT

Jika dalam jiwa kita ada iri hati kepada seseorang, hendaknya kita berusaha untuk memuji perbuatan baiknya. Jika jiwa ingin sombong, hendaknya kita melawannya dengan rendah hati, jika dalam hati kita terbetik keinginan menahan nikmat pada orang lain maka hendaknya kita berdo’a agar nikmat itu ditambahkan. Mudah-mudahan kita tidak tergolong orang-orang yang akan dicela oleh Allah SWT karena sifat iri dan dengki yang ada pada diri kita ketika kita sedang khilaf, dan mudah-mudahan Alloh SWT memberikan hidayah serta menjauhakn kita dari sifat iri dan dengki. Amiin yarobalalamin

بَارَكَ الله ُلِيْ وَلَكُمْ  فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِاْلآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَه إِنَّه هُوَالسَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ



Khutbah II


اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَ يَوْمُ اْلجُمْعَةِ سَيِّدُ اْلأَيَّامِ. أَشْهَدُ اَنْ لاَإِلَهَ اِلاَ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ اْلمَلِكُ اْلعَلاَّم ِوَأَشْهَدُ اَنَّ سَيْدَنَا وَنِبَيَنا مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الْمَبْعُوثُ رَحْمَةً لِْلأَنَامِ, اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىآلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ حَتَّى إِلىَ يَوْمُ الزِّحَامِ.
اَمَّا بَعْدُ, فَيَآيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ اُوْصَيْنِى نــَـفْسِي وَإِيــَّاكــُمْ بِتـَقْوَى اللهَ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُم  تـُفْلِحُوْنَ.
اَعُوْذُ بِااللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِي يَاأَيُّهاَ الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَـلِّمُـوا تَسْلِيماً .اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ وَعَلَى بـَقِيـَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتــَّابِعِيْنَ وَتــَابِعِى التــَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتــِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ اَْلأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنـَّكَ عَلَى كُلِّ شَئٍْ قَدِيْرٌ. اَللَّهُمَّ اصْلِحْ لَنَادِيْنِنَا اَّلذِى هُوَ عِصْمَةُ اَمْرِنَا وَاصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَاالَّتِى فِيْهَا َمعَاشُنَا. وَاصْلِحْ لَنَاآخِرَتَنَاالَّتِىاِلَيْهَامَعَادُنَا. اَللَّهُمَّ اِنَّانَسْئَلُكَ اْلهُدَى وَالتُّقَى وَاْلعَفَافَ وَاْلغِنَى اَللَّهُمَّ اَيِّدِ ْالاِسْلاَمِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَانْصُرْ عَسَاكِرَه ُاِلَى يوم الدِّين
(عِبَادَاللهِ) اِنَّ اللهَ يَأمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتآءِ ذِاْلقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ اْلفَخْشَآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ (وَلَذِكـــْـرُ اللهِ اَكـــْبَرُ)


Download File Doc
(Mohon periksa kembali tulisan arabnya)
download[4]


Khutbah Jumat Bulan syaban



اَلْحَمْدُ ِللهِ ، اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَحْرَمَ رَجَبَ بِإِسْرَاءِ الرَّسُوْلِ مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ اْلأقْصَى ، وَالَّذِيْ يَأْمُرُنَا بِالتَّقْوَى مْدَّةَ أُمُوْرِنَا ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ فِيْ كُلِّ أَهْوَالِنَا ، أشْهَدْ أنْ لاَ إلَهَ إلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أشْرَفِ عِبَادِهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَعِتْرَتِهِِِِ أمََّا بَعْدُ : فَيَا أيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَالسَّمْعَ وَالطَّاعَةِ

Puji dan syukur marilah senantiasa kita pnjatkan keharirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat_Nya kepada kita semua. Selanjutnya khotib berwasiat kepada diri khotib sendiri umumnya kepada semua jamaah marilah kita selalu meningkatkankeimanan dan  ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
Hadirin Sidang Jum'at yang Dimuliakan Allah SWT
Tanpa terasa, sehari lagi kita akan memasuki bulan Rajab di tahun ini. Beraneka kejadian dan peristiwa terus berlalu silih berganti, mengisi tiap detik, menit, jam, hari dan minggu-minggu kita. Berbagai kondisi kita lalui dari tahun ke tahun. Ada kebahagiaan yang kita rayakan dan ada kesedihan yang kita rasakan, namun kita harus tetap hidup tanpa penyesalan. Kita mesti senantiasa optimis, meski berbagai rintangan senantiasa menghimpit dan menguras keimanan. Karena ketaqwaan adalah pangkal dari segala sikap dan keputusan kita menghadapi problematika dunia, maka marilah kita senantiasa meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Marilah senantiasa kita bertambah percaya, yakin dan menaati perintah-perintah Allah SWT serta secepat mungkin dan sejauh mungkin menghindari larangan-larangan Allah SWT. Karena hanya dengan ketaqwaanlah kita dapat meniingkatkan kualitas kehidupan kita. Taqwa dalam arti sebenarnya, bukan taqwa asal merasa takut, namun tindakannya senantiasa tercela di mata Allah. Seperti halnya Rajab adalah bulan mulia di sisi Allah, maka kita mestilah memuliakannya dengan sungguh-sungguh.
Rasululah SAW berdabda :
ألاَ إنَّ الزَمَانَ قَدْ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْم خَلَقَ اللهُ السَّمَوَاتَ وَالْأرْضَ السَّنَةَ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً مِنْهَا أرْبَعَةُ حَرَمٌ، ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو القَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرُّ بَيْنَ جُمَادِى وَشَعْبَانَ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
”Sesungguhnya zaman berputar sebagaimana bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Dalam setahun terdapat dua belas bulan yang di antaranya terdapat empat bulan yang dihormati, tiga bulan diantaranya berturut-turut Dzulqaidah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab Mudhar, yang terdapat diantara bulan Jumadil Tsani Tsaniah dan Sya’ban.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini secara jelas menunjukkan bahwa Bulan rajab adalah bulan yang dumuliakan oleh Allah. Maka sebagai konsekwensi dari ketaqwaan kita kepada Allah dan kepercayaan kita kepada Rasulullah Muhammad SAW, maka tentulah kita juga memuliakan bulan ini.
Dalam Al Quran Alloh  SWT berfirman :
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa” (surah al-taubah ayat 36)
Empat bulan haram yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah bulan Zulka’dah, Zulhijjah, Muharram dan rajab. Pada empat bulan ini dinamakan dengan haram karena padanya dilarang orang melakukan perbuatan aniaya dan peperangan, baik secara fisik memerangi orang atau non fisik dengan melakukan makar atau pembunuhan karakter dengan menyebarkan sebaran yang memuat kesesatan orang yang melakukan amalan bulan rajab.
Dalam banyak hadis banyak ditemukan keutamaan berpuasa di Bulan Rajab, orang yang puasa pada hari pertama bulan rajab, maka ia telah dihapuskan dosanya setahun yang lalu, pada hari kedua akan dihapuskan dosanya sebulan yang lalu, dan hari ketiga dihapuskan dosanya seminggu yang lalu. Ada beberapa berikut keutamaan berpuasa dalam hadis nabi:
1.      "Barang siapa berpuasa pada bulan Rajab sehari, maka laksana ia puasa selama sebulan, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya 7 pintu neraka Jahim, bila puasa 8 hari maka dibukakan untuknya 8 pintu surga, dan bila puasa 10 hari maka digantilah dosa-dosanya dengan kebaikan."
2.      Riwayat al-Thabarani dari Sa'id bin Rasyid: “Barangsiapa berpuasa sehari di bulan Rajab, maka ia laksana  berpuasa setahun, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya pintu-pintu neraka jahanam, bila puasa 8 hari dibukakan untuknya 8 pintu surga, bila puasa 10 hari, Allah akan mengabulkan semua permintaannya....."
3.      "Sesungguhnya di surga terdapat sungai yang dinamakan Rajab, airnya lebih putih daripada susu dan rasanya lebih manis dari madu. Barangsiapa puasa sehari pada bulan Rajab, maka ia akan dikaruniai minum dari sungai tersebut".
4.   Riwayat (secara mursal) Abul Fath dari al-Hasan, Nabi Muhammad SAW bersabda: "Rajab itu bulannya Allah, Sya'ban bulanku, dan Ramadan bulannya umatku." 
5.    Sabda Rasulullah SAW lagi : “Pada malam mi’raj, saya melihat sebuah sungai yang airnya lebih manis dari madu, lebih sejuk dari air batu dan lebih harum dari minyak wangi, lalu saya bertanya pada Jibril a.s.: “Wahai Jibril untuk siapakan sungai ini ?” Maka berkata Jibril a.s.: “Ya Muhammad sungai ini adalah untuk orang yang membaca salawat untuk engkau di bulan Rajab ini”. 
Hadirin Sidang Jum'at yang Dimuliakan Allah SWT
Sebagai penutup dari khutbah ini, marilah kita senantiasa  melaksanakan sholat lima waktu yang merupakan oleh-oleh dari Isro’ Mi’roj Rasulullah SAW di bulan Rajab tahun kedelapan dari kenabian_Nya. Kita harus tegar menghadapi hidup meskipun hidup penuh dengan cobaan dan rintangan. Kita harus senantiasa optiomis dan yakin pada janji Allah, akan kebahagiaan dunia dan akhirat bagi siapa pun hamba-Nya yang senantiasa meningkatkan ketaqwaan, karena demikianlah pesan bulan Rajab.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بِاْالآيَاتِ وَالذِّّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَقُلْ رَبِّّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

KHUTBAH KE DUA

الْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ، وَالعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ، وَنَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَلِيُّ الصَّالِحِيْنَ، وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ إِمَامُ الأَنبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَأَفْضَلُ خَلْقِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ، صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ


اَعُوْذُ بِااللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِي يَاأَيُّهاَ الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَـلِّمُـوا تَسْلِيماً .اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ وَعَلَى بـَقِيـَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتــَّابِعِيْنَ وَتــَابِعِى التــَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتــِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ اَْلأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنـَّكَ عَلَى كُلِّ شَئٍْ قَدِيْرٌ. اَللَّهُمَّ اصْلِحْ لَنَادِيْنِنَا اَّلذِى هُوَ عِصْمَةُ اَمْرِنَا وَاصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَاالَّتِى فِيْهَا َمعَاشُنَا. وَاصْلِحْ لَنَاآخِرَتَنَاالَّتِىاِلَيْهَامَعَادُنَا. اَللَّهُمَّ اِنَّانَسْئَلُكَ اْلهُدَى وَالتُّقَى وَاْلعَفَافَ وَاْلغِنَى اَللَّهُمَّ اَيِّدِ ْالاِسْلاَمِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَانْصُرْ عَسَاكِرَه ُاِلَى يوم الدِّين
(عِبَادَاللهِ) اِنَّ اللهَ يَأمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتآءِ ذِاْلقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ اْلفَخْشَآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ (وَلَذِكـــْـرُ اللهِ اَكـــْبَرُ)
 
(عِبَادَاللهِ) اِنَّ اللهَ يَأمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتآءِ ذِاْلقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ اْلفَخْشَآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ (وَلَذِكـــْـرُ اللهِ اَكـــْبَرُ)

Download File doc disini
(Mohon periksa kembali penulisan arabnya)
download[4]

Wednesday, November 13, 2013

Khutbah jumat sunda Kaunggulan Tafakur




Khutbah I
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى وَفَّقَنَا لأَدَاءِ اَفْضَلِ الْعِبَادَاتِ وَاَوْقَفَنَا عَلَى كَيْفِيَةِ اكْتِسَابِ اَكْمَلِ السَّعَادَاتِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ رَبُّ اْلأَرْضِيْنَ وَالسَّمَاوَاتِ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَلْمُؤَيَّدُ بِأَفْضَلِ اْلآيَاتِ وَالْمُعْجِزَاتِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آَلِهِ وَاَصْحَابِهِ بِحَسَبِ تَعَاقُبِ اْلأَوْقَاتِ وَالسَّاعَاتِ.( اَمَّا بَعْدُ ) فَيَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ عَلَى مَمَرِّ الدُّهُوْرِ وَاْلأَوْقَاتِ. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ : قُلِ انْظُرُوْا مَاذَا فِي السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَا تُغْنِي اْلآيَاتُ وَالنُّذُرُ عَنْ قَوْمٍ لاَ يُؤْمِنُوْنَ
Hadirin Sidang Jum’at Rahimakumullah

Ari sadaya puji eta tetep kagungan Allah swt, anu parantos mafarin taufek kaurang sadaya piken ngalakonan kana pangutamina pirang-pirang ibadah, tur merenahkeun ka urang sadaya kana kaifiyah kasab anu pangsampurna-sampurna kabagjaan. Sim abdi nyaksian kana yen saestuna teu aya deui pangeran anu hak disembah anging gusti Allah, bari sahiji Dzatna teu aya anu ngarencangan kamanteNa anu ngurus pirang-pirang bumi sareng pirang-pirang langit, sareng sim abdi nyaksian kana yen saestunya kanjeng Nabi Muhammad saw. eta hambana Allah sareng RasulNa anu dikokohkeun kalawan pirang-pirang    S ayat sareng pirang-pirang mu’jizat. Mugia Allah maparin rahmat ka kanjeng Nabi Muhammad saw. ka kulawargina para sahabatna kalawan ngitung-ngitung gunta-gantina pirang2 waktu sareng pirang-pirang saat.

Saparantosna ngaoskeun basmalah, hamdalah shalawat miwah salam ka kanjeng Rolulullah saw. kawajiban anu janten khatib ngawasiatan khususna kanggo diri khatib umumna kanggo hadirin sadayana, kalawan wasiat taqwa, mangga urang sami-sami ningkatkeun kana kataqwaan, sabab taqwa hiji-hijina jalan kanggo kahontal kabahagiaan dunia sareng akherat.
Tina sapalih ajaran taqwa nyaeta TAFAKUR kana ayat-ayat Allah, anu dimaksad ku tafakur nyaeta :
Molahkeun/Ngagunakeun hate dina nganyahokeun pirang2 hakekatna hiji perkara, pikeun ngahasilkeun tujuan. janten tapakur lain ngalamun, tapi ngahudangkeun rasa rumasa, yen sakabeh anu didamel ku Allah teh lain hal kosong jeung gapong, tapi kabeh ngandung maksud, estu taya jinis anu mubadir, taya bahan anu teu guna, tapi kabeh mawa faidah, sarta kabeh sayagian pikeun manusa.Seueur pelajaran anu ku urang tiasa dipetik diantawisna :

Allah swt. ngadawuh dina surat Yunus ayat 101:

http://hbis.files.wordpress.com/2007/12/yunus-101.jpg

Ngendika "Perhatikeun naon nu aya di langit jeung dibumi. Mawa manfaat tanda kakawasaan Alloh jeung rosulna anu mere peringatan ka jalma-jalma anu teu iman".

Dina ayat ieu Alloh ngajelaskeun parentah na ka para rosul supaya aranjeuna ngarenungkeun kajaiban langit anu pinuh ku bentang kitu deui naon nu aya di bumi nu mangrupakeun tanda keesaan jeung kakuasaan Alloh SWT keur sakabeh jalma anu mikir jeung percaya kana sadaya nu diciptakeun ku Alloh anu bakal mawa manfaat, tapi keur jalma anu teu percaya kana ciptaan alloh samata-mata naon nu aya di langit sareng bumi moal mawa manfaat ka maranehna.

Hadirin Sidang Jum’at Rahimakumullah.
Ngalangkungan khutbah nu singkat ieu, mudah-mudahan aya manfaatna, tur urang sadayana kalebet golongan jalmi-jalmi ahli tafakur anu bakal mawa kana kataqwaan, nambah kana kuatna iman sarta tambah kandelna tauhid. Amin Ya Allah Ya Rabbal ‘Alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بِاْالآيَاتِ وَالذِّّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ 
وَقُلْ رَبِّّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى تَفَرَّدَ بِالْعِزِّ وَالْجَلاَلِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُنْقِدِ مِنَ الضَّلاَلِ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ خَيْرِ آلٍ. ( اَمَّا بَعْدُ ) فَيَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ : اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِىّ يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ آَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ اَمِيْن يَااَللهُ يَامُجِيْبَ السَّائِلِيْنَ: اَللهمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ، وَالسَّلاَمَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ، وَالْغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ وَالْفَوْزَ بِالْجَنَّةِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ.اللهم إَنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحُزْنِ، وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَالْفَشَلِ وَمِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ. اَللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ جَهْدِ الْبَلاَءِ، وَدَرْكِ الشَّقَاءِ، وَسُوءْ الْقَضَاءِ، وَشَمَاتَةِ اْلاَعْدَاءِ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار. وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.فَاذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ. اَسْتَغْفِرُ اللهَ لِى وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ
Download dalam bentuk Doc
(mohon periksa kembali tulisan arabnya) 
download[4]