Khutbah I
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ
مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا
كَثِيْرًا
Jamaah
Jum’at yang dirahmati Allah,
Segala puji bagi Allah yang senantiasa
melimpahkan karunianya kepada kita, sehingga pada hari ini kita masih bias
melaksanakan kewajiban kita yaitu shalat jumat secara berjamaah.
Shalawat dan salam semoga
tercurahlimpahkan kepada junjungan alam kita semua yakni nabi besar Muhammad SAW,
Selanjutnya khotib berwasiat kepada
diri khotib pribadi umumnya kepada semua jamaah marilah kita selalu
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Alloh SWT, dengan
sebenar-benarnya taqwa.
Hari ini kita telah memasuki tanggal
13 Rabiul Awal Berdasarkan hadits shahih, Rasulullah lahir pada hari Senin lahir
pada tanggal 12 Rabiul Awal.
Kelahiran Rasulullah SAW adalah
rahmat yang sangat besar. Beliau, setelah diutus menjadi Nabi empat puluh tahun
setelah kelahirannya, dipuji oleh Allah SWT dalam firman-Nya yang menjelaskan
karakter sang Nabi terakhir ini:
Sungguh telah datang kepadamu
seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat
menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasih lagi penyayang
terhadap orang-orang mukmin (QS.
At-Taubat : 128)
Dalam menjelaskan ayat ini, Sayyid
Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur'an mengatakan, "Allah tidak
mengatakan 'rasul dari kalian' tetapi mengatakan 'dari kaummu sendiri'.
Ungkapan ini lebih sensitif, lebih dalam hubungannya dan lebih menunjukkan
ikatan yang mengaitkan mereka. Karena beliau adalah bagian dari diri mereka,
yang bersambung dengan mereka dengan hubungan jiwa dengan jiwa, sehingga
hubungan ini lebih dalam dan lebih sensitif."
Sedangkan Ibnu Katsir dalam Tafsir
Qur'anil Adzim berkata, "Allah SWT menyebutkan limpahan nikmat yang
telah diberikan-Nya kepada orang-orangy mukmin melalui seorang rasul yang
diutus oleh-Nya dari kalangan mereka sendiri, yakni dari bangsa mereka dan
sebahasa dengan mereka."
Rasulullah merasakan beratnya penderitaan dan kesulitan umatnya, bahkan lebih berat bagi Rasulullah daripada apa yang dirasakan oleh umatnya sendiri. Maka setiap saat yang diperjuangkan adalah umat, yang dibela adalah umat, yang dipikirkan menjelang wafat adalah umat. "Ummatii... ummatii...", kata Rasulullah yang selalu memikirkan umatnya menjelang wafatnya.
Rasulullah merasakan beratnya penderitaan dan kesulitan umatnya, bahkan lebih berat bagi Rasulullah daripada apa yang dirasakan oleh umatnya sendiri. Maka setiap saat yang diperjuangkan adalah umat, yang dibela adalah umat, yang dipikirkan menjelang wafat adalah umat. "Ummatii... ummatii...", kata Rasulullah yang selalu memikirkan umatnya menjelang wafatnya.
Rasulullah juga sangat menginginkan
umatnya memperoleh hidayah serta kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat.
Maka segala hal yang diperintahkan Allah untuk disampaikan kepada umatnya telah
beliau sampaikan. Segala hal yang mendekatkan ke surga dan menjauhkan dari
neraka beliau paparkan. Bahkan Rasulullah menyimpan doa terbaiknya untuk
umatnya kelak di yaumul hisab agar umatnya beroleh syafaat. Itulah
bentuk-bentuk kasih sayang Rasulullah kepada umatnya.
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah
Lalu bagaimana sikap kita terhadap
beliau yang demikian luar biasa kasih sayangnya kepada kita? Beliau yang
namanya kita sebut dalam syahadat, kita bersaksi bahwa beliau adalah Rasulullah
lalu kita membacanya setiap kali shalat.
Salah satu kewajiban kita terhadap
beliau adalah meneladaninya. Menjadikannya sebagai teladan sepanjang zaman.
Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab: 21)
Ayat ini menjadi pedoman bagi kita
bahwa manusia terbaik yang harus kita teladani adalah Rasulullah SAW. Teladan
yang seharusnya kita contoh perilakunya, kita contoh kata-katanya, kita contoh
ibadah dan akhlaknya.
Dalam ayat yang lain Allah SWT
menegaskan bahwa kecintaan kepada Allah baru dikatakan benar jika seseorang
meneladani Rasulullah dan mengikuti sunnahnya.
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar)
mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni
dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali Imran : 31)
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Meneladani Rasulullah SAW itu
artinya kita mengikuti sunnahnya dan tidak menyelisihinya. Kita mentaatinya dan
tidak menentang ajarannya.
Rasulullah SAW bersabda :
Sungguh aku telah tinggalkan untuk
kalian petunjuk yang terang, malamnya seperti siang. Tidak ada yang berpaling
darinya setelahku melainkan ia akan binasa. Barangsiapa di antara kalian hidup,
maka ia akan melihat banyaknya perselisihan. Maka kalian wajib berpegang teguh dengan
apa yang kalian ketahui dari sunnahku, dan sunnah para Khulafaur Rasyidin yang
mendapat petunjuk, gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi geraham. (HR. Ibnu Majah dan Ahmad)
Mereka yang bersegera untuk
mengikuti petunjuk Nabi yang diketahui melalui hadits-haditsnya akan dijanjikan
surga. Sementara mereka yang enggan mengikuti sunnah Nabi, enggan mengikuti
hadits Rasulullah dan lebih suka menyelisihinya akan menyesal di akhirat nanti
sebab ia menolak surga dan terseret ke neraka. Rasulullah SAW bersabda:
“Setiap umatku masuk surga selain yang
enggan,” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, lantas siapa yang enggan?”
Nabi menjawab: “Siapa yang taat kepadaku (mengikuti aku) masuk surga dan siapa
yang menyelisihi aku berarti ia enggan.”
(HR. Bukhari)
Semoga kita tergolong umat Muhammad
yang berusaha mempelajari sunnahnya, lalu mengikuti dan mengamalkannya. Semoga
kita tidak tergolong orang-orang yang menyelisihi dan hadits-hadits Nabi, baik
dalam hal aqidah, ibadah maupun akhlak dan muamalah.
َارَكَ اللهُ
لِي وَلَكُم فِى القُرأنِ الكَرِيمِ ، وَنَفَعَنِيْ بِمَافِيهِ مِنَ الأياَتِ
وَالذّكْرِ الحَكِيمِ ، أَقُولُ قَولِي هذَا
وَ أَسْتَغفِرُ
اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسلِمِينَ مِن كُلِّ ذَنبٍ فَاستَغفِرُوهُ
إِنَّه هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيمُ
Khutbah II
الْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ،
وَالعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ،
وَنَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَلِيُّ
الصَّالِحِيْنَ، وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ إِمَامُ الأَنبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَأَفْضَلُ خَلْقِ اللهِ
أَجْمَعِيْنَ، صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ
بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ
قَالَ اللّهُ
تَعَالَى إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا
الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. أَللّهُمَّ
صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَ حَبِيبِنَا وَ شَفِيعِنَا وَ مَولاَنَا مُحَمَّدٍ
وَ سَلِّم وَ رَضِيَ اللهُ تَبَارَكَ عَن كُلِّ الصَّحَابَةِ أَجمَعِينَ
اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدَّعَوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ،
وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا
هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا
لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ،
وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ
يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى
عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ